5 Desember 2011
Pekerja Freeport-McMoRan di Grasberg, West Papua mogok kerja untuk mendapatkan upah yang lebih baik.
Pemogokan berlangsung dari tanggal 15 September 2011 dan melibatkan sebanyak 12.000 pekerja. Pemogokan berlangsung setelah negosiasi antara serikat pekerja dan manajemen mengalami jalan buntu.
Para pekerja yang mogok menuntut agar dibayar US$7.50 per jam (untuk tingkat F1) sampai $18 per jam (untuk tingkat A5) bukan US$2.10 per jam sampai $3.50 per jam seperti yang mereka telah terima sekarang.
Ini berarti mereka menghendaki kenaikan sebanyak 250% sampai 500%, tapi tuntutan ini masih dibawah upah yang diterima oleh pekerja Freeport-McMoRan di Colorado, Arizona dan New Mexico. Dalam negosiasi ini serikat pekerja telah menawarkan solusi tapi ditolak oleh menejemen.
PUK SP – KEP SPSI, serikat pekerja di Grasberg, berpendapat bahwa keterampilan pekerja mereka sama seperti rekan mereka yang bekerja daerah operasi pertambangan Freeport , dan kondisi kerja mereka lebih berbahaya dan susah karena harus bekerja di daerah yang selalu bekabut, dingin dan hujan. Hasil tambang yang mereka gali berkualitas sama dengan daerah pertambangan Freeport di negara lain. Freeport mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari daerah Grasberg. Ini adalah produser terbesar tembaga dan emas, dan kandungannya terbesar di dunia.
Sejak melakukan mogok, perusahaan telah mempekerjakan pekerja kontrak untuk mengganti mereka yang tengah mogok. Para pekerja kontrak ini harus bekerja lebih lama, dan keterampilan mereka yang kurang berakibat terhadap keselamatan mereka.
Perusahaan telah membayar polisi sebanyak US$14 juta pada tahun 2010 untuk keamanan. Pada tanggal 10 Oktober polisi menembak yang menyebabkan Petrus Amayiseba terbunuh. Petrus adalah salah satu pekerja yang melakukan mogok. Peristiwa ini juga melukai sepuluh yang lain saat polisi melakukan penembakan selama bentrokan dengan pekerja berlangsung. Pekerja lainnya Leo Wandagau, 34 tahun, meninggal seminggu kemudian di sebuah rumah sakit lokal.
Kami menuntut pemerintah untuk menghentikan segera perselisihan ini menjadi masalah keamanan dan menarik anggota polisi serta militer dari Grasberg dan daerah sekitar.
Kami mendukung PUK SP – KEP SPSI untuk menuntut upah yang sama dengan mereka yang bekerja di daerah operasi Freeport di negara lain.
Kami menuntut standard kesehatan dan keselamatan secara internasional diterapkan di Freeport.
Kami menuntut agar Freeport menghentikan polusi lingkungan.
Kami mendukung hak pekerja untuk melakukan mogok, demonstrasi, pendudukan dan mempertahankan komunitas dan organisasi sekitar.
Dengan sejarah eksploitasi dan kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh Freeport, kami mendukung pendudukan Freeport oleh pekerja
Didukung oleh: PUK-SP-KEP-SPSI; KASBI; AAWL
To add your organisation’s endorsement click here
5 Desember 2011
Pekerja Freeport-McMoRan di Grasberg, West Papua mogok kerja untuk mendapatkan upah yang lebih baik.
Pemogokan berlangsung dari tanggal 15 September 2011 dan melibatkan sebanyak 12.000 pekerja. Pemogokan berlangsung setelah negosiasi antara serikat pekerja dan manajemen mengalami jalan buntu.
Para pekerja yang mogok menuntut agar dibayar US$7.50 per jam (untuk tingkat F1) sampai $18 per jam (untuk tingkat A5) bukan US$2.10 per jam sampai $3.50 per jam seperti yang mereka telah terima sekarang.
Ini berarti mereka menghendaki kenaikan sebanyak 250% sampai 500%, tapi tuntutan ini masih dibawah upah yang diterima oleh pekerja Freeport-McMoRan di Colorado, Arizona dan New Mexico. Dalam negosiasi ini serikat pekerja telah menawarkan solusi tapi ditolak oleh menejemen.
PUK SP – KEP SPSI, serikat pekerja di Grasberg, berpendapat bahwa keterampilan pekerja mereka sama seperti rekan mereka yang bekerja daerah operasi pertambangan Freeport , dan kondisi kerja mereka lebih berbahaya dan susah karena harus bekerja di daerah yang selalu bekabut, dingin dan hujan. Hasil tambang yang mereka gali berkualitas sama dengan daerah pertambangan Freeport di negara lain. Freeport mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari daerah Grasberg. Ini adalah produser terbesar tembaga dan emas, dan kandungannya terbesar di dunia.
Sejak melakukan mogok, perusahaan telah mempekerjakan pekerja kontrak untuk mengganti mereka yang tengah mogok. Para pekerja kontrak ini harus bekerja lebih lama, dan keterampilan mereka yang kurang berakibat terhadap keselamatan mereka.
Perusahaan telah membayar polisi sebanyak US$14 juta pada tahun 2010 untuk keamanan. Pada tanggal 10 Oktober polisi menembak yang menyebabkan Petrus Amayiseba terbunuh. Petrus adalah salah satu pekerja yang melakukan mogok. Peristiwa ini juga melukai sepuluh yang lain saat polisi melakukan penembakan selama bentrokan dengan pekerja berlangsung. Pekerja lainnya Leo Wandagau, 34 tahun, meninggal seminggu kemudian di sebuah rumah sakit lokal.
Kami menuntut pemerintah untuk menghentikan segera perselisihan ini menjadi masalah keamanan dan menarik anggota polisi serta militer dari Grasberg dan daerah sekitar.
Kami mendukung PUK SP – KEP SPSI untuk menuntut upah yang sama dengan mereka yang bekerja di daerah operasi Freeport di negara lain.
Kami menuntut standard kesehatan dan keselamatan secara internasional diterapkan di Freeport.
Kami menuntut agar Freeport menghentikan polusi lingkungan.
Kami mendukung hak pekerja untuk melakukan mogok, demonstrasi, pendudukan dan mempertahankan komunitas dan organisasi sekitar.
Dengan sejarah eksploitasi dan kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh Freeport, kami mendukung pendudukan Freeport oleh pekerja
Didukung oleh: PUK-SP-KEP-SPSI; KASBI; AAWL